Menentukan Pilihan Pilihan

September 08, 2024

 

Sejujurnya saya udah kehilangan mood, tetapi rasanya saya terlalu sering menjadikan tulisan tulisan saya tersimpan di draft, heheee

enggak mudah ya membangkitkan mood ketika sudah kelamaan menunda untuk bercerita.  Ternyata sudah setahun lebih saya tidak menulis disini, jadi ngerasa asing di blog sendiri. 

"Masalah yang sering dihadapi anak - anak jaman sekarang ini bukan lagi fasilitas, teknologi, akses, tetapi bagaimana mereka menentukan pilihan".  Ibu Sri Mulyani (Ibu Menteri Keuangan Indonesia)




Semakin hari saya semakin sadar bahwa pilihan hidup setiap orang itu berbeda - beda, begitu pula dengan nasib yang mereka hadapi setelah memilih. Jadi enggak ada kata "mutlak". Yang ada hanya ke-sok-tau-an orang - orang ketika melihat nasib beberapa orang di sekelilingnya saat mereka mengambil pilihan hidup mereka. Karena saya yakin sekali dari masing-masing setiap orang pasti punya alasan dibalik pilihan dan keputusan dalam hidupnya yang sebetulnya kita nggak tau itu.
Mereka cenderung megeneralisir apa yang terjadi disekitar mereka. "Kalau kamu begini, ntar kamu bisa jadi begitu loh. Dan akhirnya saya menyadari bahwa, semua itu kembali lagi kepada diri kita. 
Tentang apakah kita mau bekerja di dunia sosial atau dunia entertainment, mengambil pendidikan setinggi-tingginya atau mengambil pendidikan secukupnya, menikah cepat atau menikah nanti, menjadi seorang ibu rumah tangga atau menjadi wanita karir, menjadi seorang yang biasa - biasa saja atau menjadi seorang yang lebih dari orang pada umumnya, mengambil resiko atau memilih untuk diam di zona nyaman. Semua pilihan itu enggak ada yang salah atau benar. Karena setiap orang punya caranya sendiri untuk bahagia, karena mereka punya tujuan yang berbeda. Yang bisa menjawab apakah jalan yang kita ambil nantinya benar atau salah adalah diri kita sendiri; bagaimana kita bisa mempertanggungjawabkan pilihan yang kita ambil, serta menerima kekurangan maupun kelebihan dari pilihan tersebut.

Saya sadar soal pilihan hidup ini sebetulnya baru setahun yang lalu setelah ada salah satu laki laki yang sempat yakin ingin berkomitmen dan ingin melanjutkan hidup masa depan dengan saya , tapiii nyatanya saya bisa bilang ini hanya rencana Manusia dan Allah yang punya kendalinya. 
Tapi saya tidak tau alasannya apa, sehingga janji itu hanya sebagai ucapan, tidak dengan adanya bukti dan tindakan. 

Tulisan setahun yang lalu, saya menulis Menginjak perjalanan seperempat abad (25 tahun), bahwa kebahagiaan terbesar dapat diraih setelah saya menerima diri saya apa adanya dan menjalani hidup dengan sepenuh hati tanpa (atau lebih sedikit) menyesali pilihan-pilihan saya di masa lalu. bahwa akan sulit untuk mencintai diri saya sepenuhnya jika saya tidak merasa percaya diri. Karena percaya diri berarti memiliki kebebasan untuk berbicara tentang hal-hal yang penting bagi saya dan merasa nyaman dengan orang-orang di sekitar saya dengan mengakui kelemahan saya tanpa malu-malu dan tidak terlalu peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang saya (karena saya tahu bahwa bersikap acuh tak acuh terhadap mereka adalah hal yang mustahil). Dan itulah yang dimaksud dengan mencintai diri sendiri, bukan?

Salam hangat , Selamat menyambut Senin,,heheee

Fifit Fitrotulᵕ̈


You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images